BAGIAN KE-TUJUH
Renungan untuk Para Guru
Renungan merupakan langkah awal
dan terakhir dalam siklus berpikir umat manusia. Tanpa renungan tak seorangpun
dapat meraih sukses gemilang dalam hidup ini, karenanya renungan adalah sarana
introspeksi dan pengembangan diri. Mulai saat ini merenunglah untuk kemajuan kita
dan dunia pendidikan …! Jadikanlah renungan sebagai sesi awal dan akhir dalam
pembelajaran.
1) Untuk belajar, seorang guru tidak memerlukan guru yang
khusus. Lihatlah bumi, dia selalu diinjak oleh tapak kaki semua makhluk, namun
memaafkan semua perbuatan mereka. Dari bumi kita bisa mempelajari seni
memaafkan semua perlakuan pada diri kita.
Kemudian lihatlah udara yang memenuhi seluruh ruang sampai molekul yang
terkecil, namun tidak pernah terikat pada salah satu benda tertentu. Dari udara
ini kita bisa mempelajari seni ketidak terikatan. Lalu pandanglah langit yang
tidak bergeser sedikit pun oleh awan yang senantiasa menutupinya. Dari langit
itu kita bisa tahu bagaimana atman yang
berada dalam diri tidak terikat pada pengaruh indera. Lihatlah air yang
membersihkan berbagai kotoran, dan dari air kita bisa belajar tentang kebajikan
dari penyucian diri. Lihatlah api yang bisa berubah wujud sesuai dengan
fungsinya dan dari api ini kita bisa belajar untuk mengetahui bahwa atman bisa mengambil wujud apapun.
Lihatlah matahari yang yang menyerap air pada musim panas dan mengembalikannya
pada musim hujan, demikianlah para bijak memanfaatkan indera manusiawi Beliau
tanpa terikat dan kemudian mengembalikannya lagi, darinya kita bisa belajar
tentang pengendalian diri.
2) Kehidupan ini adalah sebuah proses yang harus dipahami
sebagaimana segemgam rumput yang melewati perut sapi kemudian keluar sebagai
kotoran yang menjijikkan bagi kebanyakan orang. Akan tetapi setelah kotoran itu
kering para petani memanfaatkannya sebagai pupuk tanaman. Tanaman tumbuh subur
dan manusia memetik buah yang ranum. Jika pandangan dan pemahaman kita hanya
terhenti pada satu proses saja tanpa menelusuri keterkaitan antar proses, maka
kita menjadi picik. Ingatlah apa yang dikatakan para bijak, “Jika kamu
merasakan dirimu lebih dari yang lainnya, ini pertanda kemunduran, akan tetapi
jika orang lain menilaimu lebih sementara kamu tidak terpengaruh akan penilaian
itu, maka inilah kemajuan”.
3) Bagaimana seorang siswa mempercayai bahwa bumi ini
berputar mengelilingi matahari sementara
ia tidak merasakannya. Kepercayaan ini ia peroleh dari keyakinannya akan
kebenaran kata guru dan penghargaan atas pengetahuannya. Jadilah Anda seorang
guru yang layak dipercaya.
4) Seorang guru adalah terpelajar. Ciri seorang terpelajar
adalah perubahan karakter ke arah yang lebih baik. Seorang guru akan layak
disebut guru apabila ia mendapatkan manfaat yang bertalian dengan perbaikan
karakter dirinya dari apa yang ia ajarkan.
Bagaimana mungkin seorang guru menginginkan pembentukan karakter anak
didiknya jika ia sendiri tidak mendapatkan manfaat dari yang ia ajarkan selama
ini ?
5) Setiap orang dapat menuliskan berjuta kata bijak dengan
menata huruf A sampai Z. Bagi seorang guru inovasi pembelajaran hanyalah buah
dari penyusunan huruf-huruf ini, oleh karena itu lakukanlah semasih kita bisa
melakukannya, dan pastikan kita mendapatkan manfaat positif darinya.
6) Jika seorang anak berbuat keliru maka itu akan
merugikan dirinya sendiri, akan tetapi jika seorang guru berbuat keliru, maka
tidak hanya merugikan dirinya akan tetapi merugikan seluruh siswa yang diajarnya.
7) Terkadang seorang siswa merasa takut menghadapi ujian
walaupun ia tahu keadaan itu akan mengantarnya pada dua keputusan, berhasil
naik kelas atau gagal. Demikian juga dengan hidup kita yang sangat takut akan
penderitaan walaupun kita sadar penderitaan hanya batu ujian untuk meraih
kebahagiaan.
8)
Semua tindakan dimulai dengan percaya. Seorang guru
tidak boleh percaya kalau pengetahuan dimulai dengan keraguan dan berakhir
dengan simpulan yang dapat dipercaya. Sesuatu yang diawali dengan keraguan tidak
mungkin mendapatkan simpulan yang layak dipercaya. Penemuan pengetahuan diawali
dengan keyakinan dan kepercayaan pada suatu landasan teori dan kerangka
berpikir sehingga sampai pada suatu simpulan sementara bahwa hasil penelitian
tersbut akhirnya layak untuk dipercaya.
9) Bagi guru, seorang anak ibarat tanah yang subur. Jangan
biarkan tanah yang subur menjadi tandus dipenuhi duri dan rumput liar. Olahlah
dengan aliran air kasih sayang, taburlah benih nama Tuhan dan cabutlah
rumpur-rumput keserakahan. Awasi dan pagari dengan disiplin, bersukacitalah
bila bunga meditasi bermekaran dan gandum kebahagiaan tertuai.
10) Bagi seorang guru mengajarlah agar layak dikenang oleh
siswa, karena hidup kita teramat singkat dan pasti akan mati hari ini atau di
lain hari.
11) Besyukurlah kita hidup saat ini, karena kita akan
dikenang oleh orang-orang yang kita cinta. Kematian siapa yang tahu kapan akan
datang, yang pasti berapapun umur kita saat ini, seratus lima puluh tahun lagi
kita sudah pasti tidak ada disini lagi, karenanya lakukanlah yang terbaik yang
dapat dilakukan hari ini.
12) Apapun yang dapat dilakukan atau ingin dilakukan untuk
memperbaiki proses pembelajaran sehingga menyenangkan. Lakukanlah segera !
Keberanian memiliki kecerdasan, kekuatan dan keajaiban didalamnya. Beranikanlah
diri Anda untuk mengubah yang bisa Anda ubah sekarang.
13) Sebagai guru pastikan mempunyai sikap positif. Karena
darinya segalanya akan segera berubah. Lakukanlah lebih dahulu baru kemudian
memberi nasehat, praktekkan lebih dahulu baru kemudian mengajar.
14) Berhentilah mengatakan kalau siswa kita bodoh.
Katakanlah mereka kurang pintar, jika memang kita terpaksa melakukan pembelaaan
terhadap ketidak berhasilan kita dalam mendidik mereka. Kalau bisa jangan
pernah mengatakannya, tetapi berinstrospeksilah.
15) Meskipun seorang siswa tidak dapat kembali dan
melakukan lagi dengan lebih baik sebuah awal yang salah dimasa lalu, kita dapat
memulai sekali lagi untuk mencapai sebuah akhir lebih baik di masa depan.
16) Hanya para guru bisa mendidik calon guru, dan calon
pekerja profesional lainnya, maka para guru harus menganggap pekerjaan mereka
tugas mulia dan suci karena memang mulia dan suci.
17) Agar dapat mengajar lebih baik belajarlah dari alam.
Guru yang baik adalah pelajar yang abadi. Baginya alam adalah guru utama dan
terbaik.
18) Guru yang bertanggungjawab adalah guru yang menyadari
bahwa akhir dari semua sesi pembelajarannya adalah perubahan karakter ke arah
yang lebih baik bagi para siswanya. Karakter adalah kekuatan, disiplin membuat
nasib.
19) Langkah terakhir ditentukan oleh langkah pertama,
karenanya lakukanlah upaya maksimal dari langkah pertama dan pastikan kita akan
mencapai yang maksimal pada akhirnya.
20) Tidak ada orang lain yang sama dengan keunikan Anda,
karenanya sebagai guru tampilah optimal dengan keunikan yang dimiliki dan
pastikan Anda menghargai keunikan setiap siswa untuk memanfaatkan dan membimbingnya mencapai kesuksesan.
21) Kita harus jatuh cinta dengan pekerjaan, diri sendiri
dan keluarga. Karena cinta akan membawa pada kesuksesan dan peningkatan
profesionalitas. Sayangnya tak sedikit dari kita yang sulit jatuh cinta pada
pekerjaan, diri sendiri dan keluarga. Berusahalah untuk meraihnya.
22) Siswa yang kurang pintar dan kurang disiplin adalah sparring patner dalam membuat kita
menjadi guru yang sabar, dewasa dan akhirnya menjadikan diri kita disebut hebat
oleh yang lain bukan oleh diri kita sendiri.
23)
Seseorang yang mengatakan dirinya guru yang hebat,
sesungguhnya belumlah hebat, karena orang lainlah yang punya hak menilai
seseorang hebat.
24)
Dalam setiap persoalan pembelajaran, kurangi mencari
siapa yang tidak benar, tetapi pusatkan perhatian untuk memecahkan persoalan.
25)
Untuk menunjukkan diri Anda guru yang brelian dan berdedikasi memerlukan waktu
yang amat panjang, pengorbanan dan kesabaran. Sebaliknya kalau menunjukkan
kebobrokan hanya dalam waktu sangat pendek dan Anda tidak usah melakukannya.
26)
Kita harus senantiasa memikirkan dam memimpikan
kehidupan seperti apa yang kita jalani dan mewujudkannya dengan mensyukuri
apapun yang kita miliki saat ini.
27)
Kebanggaan apa yang dimiliki seorang guru? Hanyalah
kesuksesan para siswanya. Karenanya jadikanlah mereka sukses dalam kehidupan
dan raihlah kesuksesan itu mulai dari diri kita sebagai pengajarnya.
28)
Upaya ke arah kemajuan harus dilakukan, jangan seperti
garuda yang tidak punya niat untuk terbang sehingga jarak semeterpun tak mampu
ia raih, tapi berperilakulah seperti semut yang terus berusaha sehingga ratusan
bahkan ribuan meterpun terlalui karena ia punya niat untuk terus melangkah.
Akan sangat membanggakan jika Anda seperti garuda dengan sekali mengepakkan
sayap ratusan kilometer terlampaui.
29)
Semua dari kita adalah penulis-penulis hebat, bedanya
hanya sebagian kecil dari kita membangun kebiasaan untuk menuangkan gagasan lewat
tulisan.
30)
Segala sesuatu adalah energi. Kita adalah magnet
energi, jadi secara elektris kita memberi energi pada segala sesuatu ke arah
mana kita menginginkannya.
31)
Lihatlah induk ayam, mengajarkan anaknya mencari makan
dengan mempraktekkan dan menunjukkan lewat usaha keras dan hasil kerjanya
sendiri.
32)
Tak mudah meraih kesuksesan karena dalam 1% kesuksesan
disertai 99% ketidak beruntungan. Namun ketidak beruntungan itu adalah pertanda
dimulainya perubahan ke arah yang lebih baik. Burungpun belajar terbang dengan
menukik ke bawah terlebih dahulu.
33)
Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya, karenanya
lakukanlah pekerjaan dengan rajin dan penuh semangat, maka kita sedang
menyiapkan kehidupan yang luar biasa.
34)
Tersedia pasokan ide yang tidak terbatas bagi kita. Semua
pengetahuan, penemuan, dan berbagai kemungkinan berada di benak kita menunggu
usaha untuk menarik keluar sebagaimana busa yang muncul dari aliran air yang
tak pernah terhenti.
35)
Yakinlah, bahwa upaya yang optimal akan menuai sukses
yang optimal, akan tetapi jangan berhenti di keyakinan, lakukanlah tindakan
karena hanya tindakan yang membawa kita pada sesuatu yang disebut keberhasilan.
36)
Jika benak kita tertutup kabut masalah yang tak kunjung
terselesaikan, maka bagaikan salju yang menutup puncak gunung tak akan
menampakkan apa-apa, dan seolah tak ada apa-apa. Renungkanlah jika matahari
menyinari pucak gunung, kabut pun menghilang, maka panorama indah muncul. Oleh
karena itu biarkanlah sinar pengetahuan menghalau kabut masalah yang seolah tak
terselesaikan itu. Tak ada masalah yang besar kalau kita tidak
membesar-besarkannya. Masalah kecil tumbuh dan berkembang hanya jika kita terus
menambatkannya di benak kita. Buanglah segera sebagaimana lautan menanggalkan
kotoran ke tepian.
37)
Hanya ada dua saran jika meminta solusi kepada pihak
lain, mendukung atau menolak. Lakukanlah upaya sendiri sehingga kita tidak
memerlukan tenaga ekstra hanya untuk mempertimbangkan saran orang lain yang
mendukung atau menolak ide kita, pastikan bahwa setiap orang unik dan
berkembang dengan idenya sendiri.
38)
Proses penciptaan dimulai dari ide kita, jika kita
menginginkannya maka semua akan menjadi nyata. Akan tetapi hanya tiga langkah
sederhana menjadikan ide sebuah karya besar yang fundamental yaitu, meyakini,
mencipta dan menerima. Yakinlah bahwa kita bisa, lakukanlah bahwa kita mampu
melakukakannya, terimalah apapun hasilnya sebagai bentuk keyakinan baru untuk
memulai proses yang baru lagi.
39)
Memulai semua pekerjaan dengan senyuman akan membawa
keberhasilan dengan senyuman pula. Pastikan kita tersenyum karena suasana
menyenangkan yang kita cipta untuk diri kita akan membawa manfaat bagi
perbaikan kita semua.
40)
Menunaikan tugas profesi, apapun profesi itu seperti
sebuah perjalanan yang jauh. Kadang mendaki, kadang menurun terjal, melewati
malam gelap menyongsong fajar menyingsing. Setiap perjalanan memiliki
keindahan, kebanggaan, kesukaran dan penderitaan hanya untuk menguatkan
kebijaksanaan.
41)
Seorang guru sejati hanya memimpikan kesuksesan anak
didiknya dan menjadikan mimpi itu sebuah fakta yang menyenangkan. Walaupun tak
mudah mewujudkan mimpi, akan tetapi mimpi tetap mimpi jika kita hanya
melamunkannya, mimpi akan menjadi nyata jika kita mengupayakannya. Tak banyak
diantara kita bermimpi untuk itu, jika bermimpi saja tidak bagaimana mengupayakannya.
42)
Ajarkan kepada anak-anak tentang hal-hal yang mereka
senangi, cintai dan diimpikan, sampai mereka menemukan jalan benar menuju hidup
sesuai takdirNya.
43)
Setiap orang adalah pribadi yang unik, tiada duanya di
dunia ini. Mengapa kita harus repot-repot membaca peta jalan kesuksesan orang
lain yang pastinya berbeda dengan peta perjalanan yang harus kita tempuh ? Peta
kesuksesan orang hanyalah panduan dan sparring
informasi, kita punya panduan sendiri untuk itu, temukan dan jalanilah,
karena harapan kesuksesan besar telah menunggu jauh sebelum kita
menginginkannya.
44)
Pastikan hari ini menjadi hari yang lebih baik dari
kemarin, walaupun itu tidaklah yang terpenting, akan tetapi jauh lebih penting
kita dapat menuai manfaat baik hari ini untuk kebaikan hari esok.
45)
Sepanjang kita menganggap sesuatu itu tidak mudah, maka
kita akan jauh dari kesuksesan. Raihlah kesuksesan karena semua itu memang
mudah bagi kita.
46)
Terkadang kita terlalu berbangga dengan kesuksesan yang
telah kita raih, menuliskannya dengan bumbu kutipan pernyataan orang lain
disana sini, dan memamerkannya kepada yang lain. Hal yang demikian tidak mesti
terjadi karena secara alami hati nurani tergerak untuk meraih kesuksesan itu
dan menuliskannya untuk publikasi diri yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kita
hanya menggali yang sudah ada, menemukan dan menuliskannya, bukan membuat yang
baru.
47)
Bila seseorang menunjukkan ketidakbenaran kita, jangan
membantah dan mencoba membuktikan bahwa ia tidak benar. Pertimbangkan dan
periksalah diri kita dengan seksama dan tenang, kemudian perbaiki dengan penuh
rasa terima kasih. Karena sesungguhnya apa yang mereka katakan tiada lain
bayangan cermin dari apa yang kita lakukan.
48)
Ada saat dimana kita bahagia, dan ada kalanya kita
kurang bersahaja. Keduanya akan berlalu terbawa arus waktu. Keduanya bukanlah
hal yang berbeda, akan tetapi pondasi untuk masa yang lebih baik di hari
kemudian.
49)
Kita harus belajar cara belajar. Belajar cara mengajar,
dan mengajar cara belajar. Memang, tidaklah mudah menemukan itu semua, akan tetapi
akan menjadi mudah jika kita tidak berpikir saja untuk itu, melakukan dan
melakukan itulah upaya yang mesti dilakukan.
50)
Orang lebih mudah bertutur kata memberi saran yang
lain, akan tetapi tidak mudah baginya jika ia mengalami hal yang sama.
Karenanya seorang guru sejati tidaklah hanya bertutur akan tetapi menjadi sauri
tauladan karena tindakannya.
51)
Jangan pernah mengatakan seorang anak tidak berhasil,
tetapi sampaikanlah bahwa ia belum meraih sukses yang ia impikan dan hantarkan
ia meraihnya.
52)
Semua orang berharap hari ini lebih baik dari kemarin
walaupun terkadang terjadi sebaliknya. Pastikan kita dapat belajar untuk
bangkit lebih kuat lagi.
53)
Kenapa harus menulikan, “Jadilah dirimu sukses dan
bersahaja”, bukanya, “Jadilah diriku sukses dan bersahaja”, karena semua itu
bukanlah memerintahkan kepada yang lain untuk mendapatkannya akan tetapi
menghantar kita mendapapatkannya.
54)
Seorang anak menjadi sukses bukan karena melakukan apa
yang diperintahkan, akan tetapi melaksanakan apa yang ia inginkan. Kita hanya
sarana untuk membantu mereka mewujudkan apa yang memang ia inginkan ke arah
yang mulia dan bermartabat.
55)
Dengan memikirkan apa yang dilakukan, mengatakan apa
yang dipikirkan, dan melakukan apa yang dikatakan, dapat dipastikan membawa
seseorang kepada apa yang disebut kesuksesan. Karena kesatuan pikiran,
perkataan dan tindakan memberikan hak penuh baginya untuk meraih kesuksesan
itu.
56)
Setiap orang terkadang suka membandingkan diri dengan
orang lain. Jika perbandingan itu menempatkan seseorang pada posisi yang kurang
baik, maka ia merasa kurang beruntung, dan lebih parah menjadi kurang simpatik.
Jika hasil perbandingan itu menempatkannya pada posisi yang lebih baik maka
terkadang membuat seseorang takabur. Semua itu akan menjadi penghalang
kesuksesan.
57)
Pengajaran akan semakin berarti manakala ada siswa yang
mengkritik, dan menunjukkan kekurangan kita sebagai upaya perbaikan dan
kemajuan.
58)
Jika seseorang kehilangan kepercayaan kepada diri
sendiri, maka ia tidak dapat meraih apapun di dunia. Seorang guru harus
mempunyai kepercayaan diri dan berkeyakinan bahwa pasti bisa melakukan
pengajaran dengan baik karena itu memang tugasnya. Ia yang melaksanakan tugas
dengan baik, maka ialah yang terahmati.
59)
Bawalah segala konsep pembelajaran dan pengajaran
kedalam praktek kehidupan setiap hari dan setiap saat, dengan demikian seorang
guru mendapatkan manfaat dari apa yang diajarkan dan berguna bagi mereka yang
diajar.
60)
Tumbuhnya rasa persaudaraan di kalangan siswa dan
segenap orang yang bertalian dengan pembentukan karakter bangsa, hanya akan
dimulai manakala seorang guru berkarakter terlebih dahulu.
61)
Secara ilmiah menurunkan zona pikiran ke dalam hening
atau soft zona dengan teknik
relaksasi adalah upaya menyesuaikan frekuensi energi otak selaras dengan energi
alam semesta, karenanya guru harus memulai dan mengusahakan semua ini mulai
dari diri sendiri dan menularkannya lewat pembelajaran.
62)
Menemukan dan menjadikan semua materi kajian dalam
setiap sesi pengajaran sebagai penguatan sifat-sifat kebajikan dalam diri
manusia adalah upaya memunculkan sifat kebajikan itu, dan selanjutnya dijadikan
pedoman dalam bertindak untuk kebajikan itu sendiri.
63)
Perhatikanlah pohon pisang yang tak pernah berhenti
berusaha untuk menghasilkan buah yang ranum betapa pun sulit tantangan hidup
yang dihadapinya. Ia tetap berusaha dan berusaha untuk sebuah tujuan suci yaitu
berguna bagi makhluk lain.
64)
Segala konsep pengetahuan yang diajarkan kepada siswa
tidaklah hanya untuk dihafal, akan tetapi untuk diamalkan dan menemukan
intisari dari semua pengetahuan yaitu menemukan jati diri yang tiada lain
adalah kebenaran Tuhan yang abadi. Pembelajaran dan materi ajarnya merupakan
sarana untuk merealisasikan jati diri itu, jika ini tercapai maka yang lainnya
tidaklah terlalu penting.
65)
Kebanyakan dari kita sibuk dengan pemikiran masa
lampau, kini dan yang akan datang walau terkadang lupa memikirkan yang Maha
Agung sebagai penyebab ini semua.
66)
Jika kita berjalan, bayangan kita jatuh di sampah,
debu, semak belukar, atau kekotoran dan duri-duri berbahaya, tetapi kita tidak
memperdulikannya. Kita sama sekali tidak khawatir dan tetap berjalan tanpa
gangguan. Demikian pulalah sesungguhnya jiwa abadi itu menjadi badan ini
sebagai bayangannya.
67)
Jika kita menginginkan siswa kita berkata, “Saya harus berhasil”, maka dengan mudah
hal itu dilakukan. Hilangkan kata “saya” yang berarti egoisme, dan kata “harus”
yang berarti keinginan atau nafsu, maka hanya akan ada kata “berhasil”, dan ia
pun akan berhasil.
68)
Dengan usaha yang gigih kesuksesan dapat tercapai.
Sekor perayap dapat mencapai jarak berkilometer karena terus bergerak, bahkan
elang tak dapat beranjak semeter pun jika ia tidak mempunyai keinginan untuk
terbang. Demikian pula tanpa pengajaran yang baik tidak akan diperoleh hasil
belajar yang baik.
69)
Seseorang tidak akan dapat mengajari atau memberi kasih
sayang jika ia tidak memilikinya. Karenanya, tumbuhkan kasih yang lebih besar
di dalam hati sehingga samudera kasih menjadi air penyejuk bagi semua orang
yang datang kepada kita.
70)
Tidak perlu berdoa memohon hadiah kepada Tuhan. Tuhan
akan memberi dengan sendirinya apa yang baik bagi kita. Tuhan akan memutuskan,
apa yang diberi, kapan dan dimana. Demikian juga seorang guru akan berlaku adil
bagi semua anak didiknya, kapan dan dimana pun.
71)
Guru harus menyadari bahwa alam merupakan perwujudan
Tuhan dan mengajarkan kepada anak didiknya bahwa alam adalah Guru Semesta.
Karena itu alam tidak boleh diabaikan, dan kenalilah segala kebajikan yang
diajarkan oleh alam Sang Guru Semesta.
72)
Jika seseorang meletakkan tempat airnya terbalik,
bagaimana ia dapat menghimpun air meskipun hujan deras. Demikian pula halnya
dengan siswa dalam pembelajaran, “Bagaimana mungkin setetes pengetahuan bisa
masuk jika ia membalikkan wadah hatinya ?” Tugas pertama guru adalah memastikan
wadah hati siswanya terbuka saat pembelajaran.
73)
Jika pohon kering terus bergesekan maka api akan muncul
dari padanya. Jika berulang-ulang dikocok dadih susu, maka mentega akan
diperoleh. Demikian dengan melibatkan diri dalam proses pencarian yang terus
menerus dalam pembelajaran dan pengajaran, maka setiap orang akan menyadari
sifat kesujatian dalam bhatinnya.
74)
Jangan pernah menganggap seorang siswa sebagai kertas
putih yang dapat dicetak biru sesuai keinginan guru. Mereka telah tumbuh
berkembang sesuai masa lalu yang membentuknya menjadi masa kini, dan tuntunlah
ia menemukan masa datang yang lebih cerah dengan obor pengetahuan serta
pastikan dulu obor tersebut dapat menerangi jalan kita.
75)
Orang yang mempunyai keberanian untuk menyesuaikan diri
dalam berbagai situasi termasuk belajar dan pembelajaran adalah orang yang
berkemampuan. Orang-orang yang berkemampuan akan berani memimpin karena ia
memiliki kearifan dan kecakapan tanpa pernah menyalahkan yang lainnya.
76)
Asalkan ada keyakinan, mau berpikir, melatih diri,
melakukannya dengan bersungguh-sungguh, tidak ada hal yang tidak berhasil
dicapai.
77)
Ketika seseorang sudah tidak mampu mendidik dirinya
sendiri, ia juga tidak dapat mendidik
orang lain karena proses pendewasaannya sebenarnya telah berhenti, dan ia telah
kehilangan segalanya.
78)
Semua mengetahui bahwa yang telah berlalu adalah
kenangan, dan yang akan datang adalah angan-angan. Namun demikian jangan
terlena dengan kenangan karena tak mungkin kembali lagi, dan jangan pula
menghayal masa depan karena itu tidak pasti. Lakukanlah yang dapat dilakukan
hari ini, karena pasti akan membentuk masa depan.
79)
Berani mengemban tanggung jawab adalah sesuatu yang
sangat mengesankan. Berani memikul tanggung jawab atas ketidak berhasilan
pertanda akhlak luhur. Berani memaafkan orang lain merupakan ciri orang bijaksana.
Bagaikan teratai yang hidup di lumpur dan tidak terpengaruh olehnya adalah ciri
kebijaksanaan.
80)
Hati seorang guru bagaikan air, lemah lembut, dapat
mensucikan semua benda, namun potensi yang terdapat didalamnya tidak dapat
dipatahkan.
81)
Hanya orang yang tidak terlibat dalam kompetisi mampu
melihat jelas kenyataan asalkan ia memiliki kebijaksanaan, dan menetapkan
seorang pemenang sejati. Namun demikian, sesungguhnya tidak ada pemenang yang
sesungguhnya di dunia ini.
82)
Bagaikan batang padi yang semakin merunduk bila butir
padinya semakin berisi. Demikianlah seorang guru yang memahami inti dan makna
filosofis dari bahan ajar yang diajarkannya. Dia diam bukan berarti tidak bisa,
dia merenung bukan berarti menghayal, akan tetapi semua itu hanya untuk
merefleksi diri untuk sebuah tugas dan tanggung jawab memanusiakan manusia.
Sekalipun telah mencapai kebijaksanaan yang sempurna ia tidak takabur.
83)
Persembahan ilmu
pengetahuan adalah termulia diantara semua persembahan. Pengetahuan dapat
melenyapkan kegelapan dan membawa seseorang menggapai ketenangan bhatin sebagai
pondasi keseimbangan diri.
84)
Semua sadar kehidupan tidaklah kekal, jiwa manusia
tergantung pada setiap tarikan nafas, bila berhenti sekejap saja, maka hidup
akan berakhir. Namun tidak banyak yang berterima kasih terhadap udara yang
memberi nafas sampai akhirnya ia sendiri tidak mampu bernafas.
85)
Jika kaki yang
satu telah melangkah, maka akan diikuti kaki yang lainnya, kecuali mereka yang
berkaki satu atau tidak punya kaki. Oleh karena itu jika tidak punya sepatu
bagus tanyalah mereka yang tidak punya kaki. Segala sesuatu telah diatur untuk
sebuah tanggung jawab bersama, jika tidak mampu melakukannya tengoklah mereka
yang lemah saja masih berusaha.
86)
Pembelajaran yang benar dapat membentuk moralitas,
namun sebaliknya moralitas akan runtuh di tangan pengajar yang tidak bermoral.
87)
Bila lilin tidak bersumbu maka tidak mungkin
dinyalakan, walaupun telah diberi sumbu maka ia tetap harus dinyalakan.
Anak-anak seperti lilin memerlukan penyulut untuk menyalakan cahaya diri
sehingga dapat menerangi dirinya dan meraih masa depan yang gemilang. Guru
hanyalah penyulut.
88)
Tak ada tindakan tanpa niat, tak ada niat terwujud
tanpa rencana. Rencana yang baik 90% pekerjaan telah selesai, namun sebaik
apapun rencana tanpa tindakan maka semua hanya tong kosong nyaring bunyinya.
89)
Pengetahuan bagaikan air, jika diberikan ke yang lain
ia semakin mengalir dan tumbuh berkembang. Seorang guru adalah sumber mata air
pengetahuan yang terus mengalir dan mensucikan anak didiknya, dia memberi dan
terus memberi.
90)
Kesuksesan yang diraih dalam kehidupan merupakan
akumulasi dari perilaku sukses setiap hari, dan dapat dengan mudah terjatuh
hanya karena perilaku tidak benar dalam sekejap, bagaikan panas setahun dihapus
hujan sehari, demikian dikatakan.
91)
Yang disebut kepasrahan bukan berarti menyerah dan
tidak melakukan apa-apa, akan tetapi tetap berusaha untuk melakukan kebajikan
setiap saat, juga bukan berarti tidak memiliki apapun, namun selalu merasakan
puas dengan rasa syukur terhadap berkah usaha yang telah dilakukan. Seseorang
yang pasrah dan bersyukur sesungguhnya mengetahui padi pasti berbuah padi dan
tidak pernah berharap memanen jagung daripadanya.
92)
Kehidupan akan kehilangan makna, semangat hidup akan
melemah bila kita mensia-siakan waktu untuk tidak melakukan sesuatu yang
bermakna. Lakukanlah sesuatu yang inovatif dan bermakna bagi kehidupan kita dan
perbaikan dunia. Sekecil apapun sumbangan kita untuk perbaikan itu sangatlah
berarti bagi perbaikan itu sendiri.
93)
Jangan sia-siakan hidup ini dengan membiarkan
kesempatan lewat dan menjadi masa lalu yang tidak akan kembali. Lakukanlah
sesuatu yang bermanfaat dengan melihat dan menjadikan setiap kesempatan sebagai
peluang emas yang menjanjikan demi tumbuh kembangnya nurani kebijaksanaan untuk
kebaikan kita dan dunia.
94)
Perjalanan ribuan kilometer hanya dicapai dengan
langkah pertama, namun mereka yang telah
melangkah cukup lama tapi tehenti di tengah jalan juga tidak mencapai apa-apa.
Bagaikan kegigihan tetesan air yang mampu menembus batu karang, keuletan, ketetapan
hati berkemampuan besar untuk tetap maju meraih kesuksesan.
95)
Guru adalah cahaya yang mampu menerangi dirinya dan
orang lain, bagaikan lampu yang terlihat ada jika ia menyala dan juga
menunjukkan benda lain karena cahanya.
96)
Orang yang mencapai kesuksesan dan membanggakannya sama
saja dengan berhenti di tengah jalan dan bisa menjadi lumpuh karenanya.
Bersyukur dengan kesuksesan dan tidak terpengaruh karenanya membawa seseorang
untuk mengukir kesuksesan demi kesuksesan yang tiada henti karena itu memang buah
ranum dari segala usahanya.
97)
Bila seorang guru mampu memahami suatu prinsip secara
mendasar dan berpegang pada prinsip itu, maka ia akan mampu memahami semua
prinsip kehidupan, dan dapat dengan mudah mengendalikan diri sendiri sehingga
tidak meninbulkan kebimbangan dan kerisauan.
98)
Orang pintar belum tentu bijaksana, tetapi
kebijaksanaan sudah pasti mencakup kepintaran. Orang yang pintar selalu
memperhitungkan untung dan rugi, sedang orang yang bijaksana berani merelakan
apapun yang dimilikinya. Kebijaksanaan adalah hasil tempaan dari kemampuan
seorang dalam menghadapi cobaan, jika mengindar dari kenyataan dan permasalahan
yang dihadapi, maka tidak akan mendatangkan kebijaksanaan.
99)
Berdoalah untuk memohon kekuatan yang sesuai dengan
tugas kita, dan bukan memohon tugas yang sesuai dengan kekuatan kita. Kekuatan
itu selalu berubah tergantung kemauan, kemauan yang kuat akan memunculkan
kepercayaan diri, dari kepercayaan diri akan ada usaha dan memunculkan
kekuatan-kekuatan untuk menggantungkan diri pada kesuksesan.
100) Guru,
patut di gugu dan ditiru. Digugu kata-katanya, ditiru perbuatannya. Namun
digugu dan ditiru bukanlah satu-satunya takaran seorang guru, yang terpenting
adalah guru mampu menempatkan dirinya sebagai guna patna rupawijya, yang berarti melenyapkan kegelapan diri dan
menjadi penerang bagi seluruh makhluk.
101) Seseorang
hanya mendapat sesuatu dari apa yang ia kerjakan. Anugrah tidak datang dengan
otomatis tanpa usaha. Nasib tidak mengubah kehidupan seseorang jika ia hanya
diam tak ada upaya.
102) Kelas
kita ditentukan oleh keberanian kita untuk mengubahnya. Keberhasilan seseorang
ditentukan kemauan dan kemampuan menerima apa adanya.
103) Tidak
ada hal besar yang bisa dicapai oleh orang yang keras kepala, yang berjalan
tanpa arah dengan meneriakkan keraguan dan keluhan, menolak nasehat baik hanya
karena itu bukan prinsipnya. Yakinlah kita bukan demikian dengan memeriksa dan
merenungkan prinsip hidup untuk tidak menyerah dan menerima dengan terbuka
nasehat orang lain.
104) Kehidupan
ini harus didapatkan, dan dimenangkan, karena itu memang hak kita. Adalah tugas
guru untuk menuntun dan membuka jalan kehidupan sehingga semua anak didiknya
meraih kemenangan. Akan tetapi bagaimana kemenangan dapat diraih jika kita
mengeluhkan kehidupan ?
105) Kita
diberi dua mata, dua telinga, dua tangan, dua kaki, dan satu mulut, artinya
kita diminta melihat dua kali, mendengar dua kali, melaksanakan tindakan empat
kali, dan berbicara hanya sekali. Inilah filosofis pembelajaran, bahwa
hendaknya kita lebih seksama memperhatikan, mendengarkan dan memberi contoh
dengan sedikit bicara.
106) Betapa
banyak orang sukses dalam kehidupannya di bidang ekonomi, namun semakin ia kaya
dalam rupiah semakin miskin dalam karakter. Kesuksesan semacam ini tidaklah
menjadi tujuan pendidikan. Pendidikan hanyalah bertumpu pada satu hal,
perbaikan karakter.
107) Niat
dan motivasi membuat seseorang untuk bergerak dan berusaha mencapai tujuan,
tetapi yang membuat hidup kita menjadi lebih berarti dan benar-benar hidup
adalah kemampuan kita untuk bersyukur dalam setiap keadaan dan menikmati
apapun yang sedang terjadi dalam hidup
ini. Inilah yang mesti ditekankan seorang guru dalam setiap sesi pembelajaran
untuk membentuk seorang siswa semanusiawi mungkin. Pertanyaannya adalah
sudahkah seorang guru seperti itu ? Sebelum mengajarkan suatu prinsip, pastikan
prinsip itu telah membuat hidup kita bersahaja.
108) Jika
kita tertidur, kita nampak diam, akan tetapi desah nafas terus bergerak dengan
kekuatan karma. Jika desah nafas
berhenti, maka tubuh pun perlahan kaku dan mengurai ke asalnya, ini juga sebuah
karma. Saat tubuh yang kaku telah
mengurai maka akan kembali membentuk persatuan dengan unsur alam, proses ini
juga sebuah karma. Jika kita belum
yakin bahwa tubuh kita akan terus berkarma
maka penjelasan dan pengamatan sub
atomik dapat menjawabnya. Para ahli telah mengamati gejala di mana partikel sub
atomik tetap bergerak bervibrasi tanpa henti, ini juga sebuah karma. Pendeknya seluruh alam semesta
berpondasi pada karma, lantas
bagaimana bisa kita terbebas dari hukum karma
? Karenanya, apa yang kita lakukan hari ini adalah karma baik untuk hari esok. Ingatlah ! tidak akan pernah muncul
buah tanpa bunga, tidak akan ada bunga tanpa pohon, dan tidak akan ada pohon
tanpa benih yang tertanam. Demikianlah ketidakbahagiaan yang terkadang kita
alami merupakan rangkaian proses yang telah kita pupuk dan tumbuhkembangkan
sebelumnya, karena itu mulailah menanam benih kebahagiaan dan berinovasi untuk
kebahagiaan, maka kita akan memetik buah ranum kebahagiaan.
Dunia dapat mencapai kemajuan ataupun kemunduran
tergantung pendidikan manusianya. Pendidikanlah yang menjadikan manusia mengerti
dunia tempat dimana ia hidup dan menjadikan hidupnya berkualitas. Orang yang
bertanggungjawab langsung pada proses pendidikan diberi nama “GURU”. Jika
seorang guru berbuat salah dapat mencemari puluhan anak yang diajarnya, akan
tetapi jika seorang anak yang keliru hanya merugikan dirinya sendiri. Oleh
karena itu, profesionalisme seorang guru adalah upaya peningkatan kualitas
hidup anak didiknya
(Di Kutip dari
Buku . Rasta-Turya.2010. “Model Pembelajaran Agama Hindu Berwawasan Sains” .
Surabaya: Paramita.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar